Doaku yang diijabah oleh Allah

Oleh:Sujono said

Salah satu dari sekian banyak keutamaan bulan ramadhan adalah terkabulnya setiap doa dari hamba oleh rabnya. Namun, kita sebagai manusia juga harus ambil bagian untuk menjadi factor penentu dari terkabulnya doa kita. Jadi, sebagai seorang manusia harus berusaha terlebih dahulu secara maksimal, setelah usaha kita lakukan secara maksimal, maka barulah kita menyerahkan segala hasilnya kepada Allah subhanahuwataala. Lewat tulisan ini, izinkan penulis untuk flash back ke belakang.
Tahun 2008, kala itu penulis masih kelas11 atau kelas2 SMU, sebagai seseorang yang memiliki hobi menulis, tentu penulis ingin menguji kualitas karyanya dengan mengikutkan karya penulis lewat berbagai lomba. Yang mana, setelah penulis sadari paska kontemplasi yang tidak panjang dan juga tidak singkat itu adalah minset yang totally wrong alias salah besar. Yang benar bagaimana?.
Yang benar adalah meminta bimbingan dari mereka-mereka yang berkompoten. Jangan belajar nulis tapi minta bimbingan sama tukang bakso, tapi kalau tukang baksonya juga adalah seorang kolomnus yang tulisannya wara-wiri di media local hingga nasional kan enggak salah juga to!. OK!, kita to be continyu, jadi penulis telah mengirimkan naskah ke panitia lomba berskala nasional dengan harapan bahwa paling tidak karya penulis menjadi bacaan tim juri adalah sebuah kesyukuran yang sangat luar biasa, lantaran penulis tahu dirilah secara kualitas tidak mungkin jadi juara.
Akhirnya, setelah naskah dikirim ramadhan pun tiba, lazimnya penulis menjalani puasa ramadhan di YAPTI seperti biasa mengaji, shalat tarawih, baca qur-an, dan tiduran wah tiduran kayak pemalas masuk juga ya? gimana doanya dikabulkan tuhan kalau begini. Saat ramadhan tiba, penulis kembali diajak mengikuti contest blogger remaja, ya lagi-lagi even menulis antar para blogger. Tanpa ba, bi, bu, penulis mendaftarkan blog yang penulis punya, tapi belum yang ini, masih yang dulu yang namanya taufik penulis itu. Setelah itu, penulis kembali menjalankan rutinitas secara normal hingga idul fitri.
Beberapa waktu berselang pasca idulfitri, pengumuman pun datang, pengumuman pertama datang dari juri panitia lomba DPP Pertuni. Itupun, penulis tahunya dari kawan yang menghampiri penulis saat bersantai seraya mengucapkan selamat kepada penulis.
Saat di selamatin, penulis pun bingung selamat atas apa? Ternyata selamat lantaran karya penulis terpilih sebagai pemenang kehormatan. Beberapa hari kemudian, penulispun kembali diselamatin lantaran lagi dan lagi karya penulis menjadi second winner dalam lomba contest blogger remaja, wah ini lebih meningkat dari yang sebelumnya, lantaran hanya pemenang kehormatan ketimbang nggak menang.
Kemudian, pada tahun 2013, saat penulis telah menyusun skripsi, penulis malah bilang nanti tahun depan pi saya selesaikan skripsiku atau tahun 2014. Dosen pembimbing bertanya kenapa nak? Penulis menjawab ibu saya tidak mampu kejar target. Lantaran dekan meminta penulis akan mengikuti ujian berdasar mekanisme khusus maka penulispun berpacu dengan waktu mengebut penyelesaian skripsi. Pasca skripsi selesai, ternyata jadwal ujianpun belum dibuatkan.
Setelah skripsi penulis selesai danmemastikan berkas masuk sebagai pertanda siap ikut ujian meja, ibu penulispun meninggal dan akhirnya penulis mengikuti ujian tutup pada 22 nofember 2013. Setelah itu, tahun 2014 penulis kembali mengurus berkas untuk rangkaian berikutnya, yaitu penerbitan ijazah dan prosesi wisudah.
Saat penulis ingin meminta tandatangan ketua prodi di bulan ramadhan 2014, penulis sangat tidak enak hati namun Allah menolong penulis lewat kawan baik penulis. Hingga akhirnya, tandatangan ketua prodi pun berhasil didapatkan.
Akhirnya, setelah selesai lebaran idulfitri 2014, penulis lewat seorang kawan mengajak penulis mengajar di salah satu SLB di Makassar tepatnya di SLB Yukartuni dan penulis diterima mengajar. Kemudian, setelah penulis mengajar penulis meminta kepada tuhan agar tetap istiqamah dalam mengajar walaupun penulis senang,  mengajar dan diberikan kehidupan yang lebih baik. Tapi Allah kabulkan doa penulis lewat sebuah peristiwa yang lagi dan lagi amat kurang menyenangkan di bulan ramadhan tahun 2016.
Kala itu, penulis sudah ingin berlibur dengan papa, lantaran memang sudah masuk libur jelang lebaran. Tetapi, tetiba kepala sekolah meminta penulis untuk mengikuti pelatihan selama sepekan, walau dengan berat hati penulis untuk ikut, namun papa meminta penulis tetap ikut. Al-hamdulillah, doa orang tua yang ikhlas, penulis memperoleh honor peserta sebesar 1000.000 rupiah(Satu juta rupiah).
Setelah itu, papa meminta penulis untuk meninggalkan rumah di Mangga3 dan tinggal di asrama siswa yang berada di tempat mengajar penulis. Maka sejak Juli 2016, penulis tinggal di kediaman yang disiapkan oleh pihak yayasan di sekolah.
Awalnya, penulis diminta untuk tinggal selama tiga bulan saja, namun dalam perjalanannya, penulis akhirnya merasa lebih senang di tempat tinggal yang telah disediakan di sekolah oleh pihak yayasan. Lantaran sejak itu, pemikiran dan ide-ide kreatif penulis pun mulai bermunculan.
Lagi-lagi, itu adalah doa dari papa yang mungkin tuhan jawab dalam bentuk petunjuk oleh Allah kepada beliau hingga akhirnya papa memberikan titah demikian yang akhirnya takmungkin penulis bantah. Akhirnya, pada tahun 2018, penulis mulai membuka rekening bank yang dilakukan setelah mendapat dukungan dari adik penulis yaitu mas Tri suyadi, hingga akhirnya penulis punya rekening walau tidak gendut.
Doa penulis agar memiliki kualitas kerja yang lebih meningkat, serta paradigma dan perspektif penulis yang ikut meningkat terutama dalam hal kesiapan menangani anak yang berbeda kondisi atau dalam istilah dunia pendidikan adalah hambatan sebagai julukan bagi mereka yang terlahir sebagai disabilitas, juga diwujudkan oleh Allah lewat program sharing sesen tentang penanganan terhadap anak dengan hambatan intelektual seperti grahita, autis, dan ADHD yang berlangsung di Remsi hotel yang diselenggarakan oleh P4TK. Dan atas izin Allah pemikiran penulis terus menerus berkembang.
Sejak itu, penulis punya pemahaman bahwa seorang tunanetra juga boleh menangani anak dengan hambatan intelektual dengan skala ringan atau dikenal dengan grahita ringan, tapi kalau daksa atau hambatan gerak sudahpasti boleh lantaran tak ubahnya ketika kita mengajar di sekolah umum, cukup dengan menjelaskan dan menugasi mereka sesuai dengan materi yang telah kita ajarkan saat itu.
Pembaca yang budiman, Allah malu jika ia tidak mengabulkan permohonan hambanya yang berdoa. Lantaran jawaban dari doa setiap hamba itu tidak satu macam. Ada doa yang dikabulkan persis apa yang diminta, ada doa yang dikabulkan dalam bentuk lain, dan ada doa yang pengkabulannya ditunda oleh Allah. Mengapa demikian?. Karena, Allah berikan bukan apa yang kita mau, melainkan allah berikan apa yang kita butuhkan, meminjam bahasa dari salah satu motivator yang sudah pangsiun dari layer kaca, Allah berikan apa yang pantas untuk kita pada waktu yang juga tepat untuk,  kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalankaki di pagi hari

Menjemput jodoh di tanah muna

Membangun paradigma nklusi