Antara kopi buatan isteri dan kegiatan literasi

Oleh:Sujono said


Setelah menikah, penulis menghabiskan hari-hari di Desa Banggai kecamatan Duruka Kab Kep Muna sultra selama 4 hari. Setelah genap 4 hari, penulis kembali ke kota Kendari bersama sang isteri tercinta pada hari Sabtu tanggal 15 juli 2023.
Sesampai di kendari dengan menumpang kapal cepat bersama isteri, mama mertua beserta kakak ipar dan anaknya, kami dengan tumpangan mobil ais yang taklain adalah adik dari penulis menuju rumah om di Andonohu, yang taklain adalah tempat penulis berangkat ke Muna jelang akad nikah. Dengan sedikit ceremony kilat Isteri tercinta langsung disambut oleh om sebagai paman mertua kemudian diantar langsung masuk ke dalam rumah, tentu diiringi oleh penulis.
Setelah santap siang bersama keluarga kedua belah pihak, maka penulis beserta isteri, mama mertua dan rombongan langsung menuju rumah baru untuk melaksanakan acara masuk rumah baru, dan kehidupan barupun kami mulai. Beberapa hari pertama, penulis dan isteri ditemani oleh mama mertua, tapi pasca 3hari kami menempati rumah, maka kehidupan barupun betul-betul kami mulai berdua.
Saat itulah, segalanya dihandel oleh isteri. Dulu, penulis melakukan segalanya sendiri kini isteri juga memulai perannya sebagai bagian dari penulis. Dulu, penulis hanya menikmati kopi buatan sendiri, kini ada andil isteri yang membantu membuatkan kopi. So, sebelum berangkat mengajar atau ketika penulis bersantai di sore hari, selalu ada kopi buatan isteri yang menyertai.
Acabkali penulis melakukan kegiatan literasi seperti membaca berita lewat portal online di pagi atau sore hari, atau ketika penulis melahap tulisan dari para kolomnus andalan, atau tulisan-tulisan yang memuat sisi lain dari diri mereka, atau ketika menyaksikan perbincangan para tokoh lewat chanel youtube, kopi buatan isteri selalu setia mendampingi. Terlebih, ketika penulis bertemu dengan judul berita atau tulisan berikut isinya yang membuat kopi dengan mudahnya meluncur ke kerongkongan saking menariknya.
Dulu, tahun 2008, penulis lebih banyak melahap isi blogg pribadi dari para blogger andalan. Lantaran bagi penulis yang kala itu juga masih sekolah di SMU belum mampu membeli buku. Syukurnya, penulis berkawan dengan Hamzah, yang ketika ia dibacakan buku penulis juga ikut duduk manis mendengarkan.
Mengenai blogger, penulis sering memperoleh fasilitas jalan-jalan gratis ke Yogyakarta mengikuti kehidupan anak rantau yang bernama Mas Muliadi. Penulis juga sering jalan-jalan gratis ke Jakarta bersama blogger asal aceh, bahkan sempat ke aceh juga.
Tahun 2012, penulis lewat buku elektronik yang diproduksi oleh yayasan mitranetra, juga sempat melanglang buana ke Amerika lewat sebuah buku yang berjudul bila nurani bicara yang merupakan karya dari seorang Amelia naim yang mengajarkan banyak hal pada penulis.
Di tahun yang sama, lewat tulisan catatan face book yang ditulis oleh seorang kawan bernama Bulqia mas’ud, penulis lagi dan lagi jalan-jalan ke Kolorado Amerika serikat mengikuti cerita beliau mengenai pertukaran pelajar. Akhirnya, kecintaan penulis akan buku kembali terobati ketika penulis bersama dengan salah satu siswa bernama Rusli yang mengenalkan penulis dengan pengurus group dunia E book.
Ketika penulis bergabung  di sana, banyak judul buku yang dikarang oleh penulis ternama seperti Ahmad fuadi dengan novel negeri 5 menaranya, Asma nadia dengan novel religie nya, Andi F noya dengan biografinya, terelie dengan novel-novelnya yang juga syarat akan kritik social dan berbagai pelajaran berharga yang ingin diberikan kepada kita sebagai pencerahan.
Belum lagi seperti Meri riana denganmimpi sejuta dollarnya, dan masih banyak lagi. dengan cerita yang syarat akan petualangan, dan juga pelajaran hidup buat kita.
Selain itu, penulis juga banyak membaca biografi seperti Detik-detik yang menentukan jalan panjang menuju reformasi dari potret seorang BJ Habibi. yang juga mengajarkan penulis banyak hal seperti berani berkata tidak, dan bagaimana sejarah panjang reformasi.
Selain itu, penulis juga,  belajar dari tokoh yang menjadi musuh publiksekalipun. Siapakah itu?dia adalah bapak Haji Muhammad suharto. Lewat blogg pribadi Mbak tutut, banyak  hal yang diceritakan tentang pak harto. Untuk apa belajar dari musuh public? Ya! Tujuannya apa  agar kita juga tahu sisi baik dari beliau, tidak hanya tahu sisi kelam beliau. Lantaran orang yang dianggap baik tak selamanya baik pun juga mereka yang dianggap jahat tak selamanya jahat. Dengan begitu, kita akan bijak menyikapi keadaan.
OK! Back to the topic. Mungkin lantaran umur, kini penulis lebih banyak mengisi waktu dengan membaca berita. Lantaran, bagi penulis banyak hal yang menarik utamanya masalah politik dan kondisi kampung halaman penulis, terlebih penulis sekarang merantau semakin jauh dari kampung kelahiran bahkan lintas provinsi. Jadi, penulis membaca 2 berita local dari 2 provinsi berbeda.
Nah! Ketika penulis membaca berita politik penulis banyak belajar mengenai strategi politik berikut maneuver yang dilakukan ketika kita menyikapi strategi lawan. Pertanyaannya adalah apakah penulis tertarik untuk menekuni dunia politik atau tidak?.
Penulis adalah guru, penulis hanya bertugas untuk mengenalkan politik kepada khalayak. Mengenalkan kepada khalayak bahwa politik itu mulia, politik itu penting untuk keberlangsungan hidup, dan politik itu bagian dari sikap rakyat terhadap kebijakan.
Seberapa pentingkah penulis membaca berita politik? Eratkah kaitannya antara politik yang diberitakan dengan dunia kerja yang penulis tekuni?.?.
Dalam prakteknya, politik amat bersinggungan dengan dunia kerja. Lantaran ada yang ingin mencari muka bukan lewat prestasi untuk memburu jabatan atau memperoleh jenjang karier. Mereka, lebih mengandalkan intrik-intrik kotor.
Sehingga, kita tidak cukup hanya dengan bermodalkan kerja ikhlas, jujur, cerdas, dan bertanggung jawab. Tapi, kita juga harus tahu intrik dan manuvver. Tujuannya apa? Agar kita tahu mana kebijakan berbau politis., dan mana kebijakan yang memang on procedural. Ketika kita tahu hal tersebut, jika kebijakannya on procedural, kita akan lebih legowo. Tapi, jika kebijakan yang berdampak pada kita berbau politis, barulah kita bermanuver. Itulah pentingnya bagi penulis lebih banyak membaca berita selain membaca buku dari para penulis. Selain itu, penulis ingat sebuah idiom bahwa putusan seorang hakim adalah tergantung apa sarapan paginya. Sarapan pagi, salah satunya yang dimaksud adalah apa yang sering kita baca. Dan kita, adalah hakim bagi diri seperti apa yang kita lakukan hari ini, besok dan seterusnya. Itulah, kaitan antara kegiatan literasi dan kopi buatan isteri yang selalu mendampingi saat ber kegiatan literasi. Semoga, isteri tercintaku senantiasa diberikan kesehatan oleh Allah sehingga selalu mendukung penulis dalam segala hal termasuk melakukan kegiatan literasi. Itulah yang dapat penulis share dalam torehan yang amat tidak jelasini, semoga ada manfaat dalam ketidak jelasan torehan ini yang dapat diambil oleh kita semua. Selain itu, mohon doa buat pembaca agar penulis dan isteri selalu sehat, dan senantiasa dalam lindungan Allah subhanahu wataala. Penulis juga berterimakasih kepada pembaca atas komentar-komentarnya di sociall media terutama, sekaligus juga memohon maaf jika ada torehan penulis yang boleh jadi kurang berkenan bagi para pembaca sekalian. Untuk itu, penulis memohon untuk dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya kepada para pembaca,  sekalian.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalankaki di pagi hari

Menjemput jodoh di tanah muna

Membangun paradigma nklusi