Mengisi hari-hari di Kendari

Oleh:Sujono said


Sejak resmi bertugas di SLB Kusumabangsa, praktis penulis telah memulai kehidupan baru di kota kendari. Hal itu, mulai berlangsung sejak tanggal 30 juni 2022 hingga tulisan ini disusun di tengah malam yang teduh, dingin dan sesunyi ini.
Sejak penulis menetap di lingkungan baru, penulis tentu memiliki kebiasaan baru, namun kebiasaan lama tetap banyak yang berjalan. Yang manakah itu? Seperti, menggunakan sarung ketika bersantai, kemudian tetap menjadi tukang tidur, dan paling penting adalah tetap melakukan kegiatan membaca buku kesukaan, dan kegiatan menulis wow, lebih produktif lagi.
Hanya saja, kalau di makassar bahkan di masa-masa lalu penulis, budaya tidur pagi pasca shalat subuh itu sudah mulai memudar, kecuali mungkin kalau ada kondisi yang mendukung habbit itu untuk kembali dilakukan. Tapi, itu tidak mungkin penulis lakukan, karena secara kondisi lokasi juga menunjang penulis untuk tidak melakukan itu lagi. Pertama, karena penulis tidak serumah dengan siswa. Hanya berdua dengan penjaga sekolah. Kedua, hal itu tak mungkin lagi penulis lakukan karena sekarang kondisinya seperti dulu waktu penulis masih di yapti, gedungnya dengan tempat tinggal terpisah walau berdekatan, tak seperti waktu mengajar di tempat yang sebelumnya antara ruang tidur, kelas, dan ruangan lain bersambung dan yang lebih penting lagi adalah kelakuan masa lalu tak boleh terulang kembali. Mengapa? Karena, kalau itu diulang kembali berarti sama saja hari ini dengan hari kemarin. Namun, kebiasaan membaca buku, berita, dan menonton potcass masih sering penulis lakukan. Mengapa? Lantaran kondisi tempat tinggal penulis syarat akan suasana desa dan kondisinyapun masihlah asri.
Hal inilah yang mendukung penulis untuk makin produktif dalam menulis, membaca, dan menonton potcass. Bahkan, penulis tiap hari mengajar hanya dari jam7.30 hingga 10.00 bahkan jam 9 anak-anak sudah menyelesaikan proses belajar mengajar dan melakukan istirahat hingga jam pulang sekolah tiba. Jadi, penulis punya waktu cukup untuk melakukan banyak hal hingga waktu tidur siang tiba pasca shalat dzuhur. Jadi, setelah penulis mengajar jam 9, penulis mengobrol dengan rekan kerja hingga jam10.
Pada jam 10, setelah siswa apel pulang bersama seluruh guru dan kepala sekolah, penulis mulai pulang ke rujab berganti rupa, baju keki, kemeja atau atribut mengajar lainnya dilucuti dan diganti dengan baju kaos oblong dan sarung.
Dengan baju kaos dan sarung penulis duduk-duduk di pelataran sekolah yang masih hijau dan asri memutar dan mendengar potcass dari Reflie harun chanel, Helmi yahya bicara, Abraham samat Speek up, dan chanel-chanel lainnya hingga waktu dzuhur tiba. Berbeda, ketika penulis masih di Makassar, karena ketika penulis telah selesai mengajar, penulis langsung masuk kamar tidur mendengarkan lagu nostalgia dari radio venusdalam program bertajuk LJDS lupakan jangan dibuang saying sambil rebahan hingga tertidur sampai dzuhur.
Kalau sore hari, penulis melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah seperti membantu penjaga sekolah menyiram bunga, setelah itu penulis menyeduh kopi hitam yang taklain adalah kopi andalan penulis. Barulah setelah itu, penulis membaca berita di aplikasi berita seperti berita sultra, lantaran sekarang penulis bermukim di sultra. Dan juga, penulis tetap membaca berita sul-sel, lantaran penulis lahir, besar, dan sempat 8(Delapan) tahun mengajar di sulsel wabil khusus di Makassar.
Mengapa? Karena penulis tetap ingin tahu kondisi di sulawesi selatan secara umum dan kondisi Makassar serta selayar secara khusus. Selain itu, penulis menginstall aplikasi Gatra dan RMOL, lantaran babe yang selalu memberikan informasi sudah wafat lantaran sudah tua. Saya doakan semoga babe(bacaberita) tenang di alam sana dan mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah. Dan penulis sebagai pembaca yang ditinggal diberikan ketabahan serta kekuatan untuk move on, dan selalu semangat mencari berita lewat sumber-sumber berita yang kredibel sepeninggal babe(bacaberita).
Pada malam,  hari, dengan HP nokia E63, penulis membaca buku-buku yang penulis ambil dari hasil perburuan penulis di group whats app dunia e book. Malam hari, bagi penulis sangatlah menyenangkan untuk membaca, lantaran malam hari sangat teduh dan penulis tatkala membaca diiringi oleh suara-suara alam dan udara yang sejuk di sekitaran pekarangan sekolah. Terkadang, ketika penulis jenuh lantaran terlalu sibuk membaca, penulis melakukan satu kebiasaan lama penulis yaitu mondarmandir ke sana kemari tak ubahnya seperti setrikaan di pekarangan sekolah. Bersyukur, pekarangan sekolah sangatlah luas terlebih, ini adalah alam terbuka jadi pemikiran juga,  terbuka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalankaki di pagi hari

Menjemput jodoh di tanah muna

Membangun paradigma nklusi