Aku dan sisilainku sebagai guru

Oleh:Sujono said


Sejak mengajar di salah satu SLB Swasta di Makassar, penulis juga adalah seorang manusia yang memiliki sisi lain. Selain sebagai manusia yang butuh bergaul, makan, uang, sandang, baju, celana, dan aksesoris lainnya. Penulis juga adalah seorang manusia yang berusaha untuk menjadi bermanfaat dengan caranya. Selain naluri keguruan, penulis adalah seorang mantan pengurus di beberapa organisasi kala itu, yang ternyata dalam perjalanannya, penulis sempat aktif kembali dengan gereget yang berbeda.
Ketika penulis aktif mengajar, salah satu kawan penulis mengajak penulis untuk membuka kegiatan extra kurikuler lantaran di sekolah tersebut, siswanya tinggal asrama. Akhirnya, penulis kala itu bersedia membuka kelas baca tulis al-quran bersama rekan kerja. Sembari itu, rekan kerja penulis sebagaimana telah dijelaskan kembali mengajak penulis membuka kelas public speaking, mulai dari belajar MC atau master of ceremony sesuai kebutuhan, dan hasilnya al-hamdulillah menghasilkan MC-MC terbaik dan sering tampil ketika acara jumat di masjid complex sekolah, hingga ketika ada kegiatan anjang sana yang dilaksanakan oleh pihak asrama dan yayasan.
Selain itu, pada tahun 2014, ketika penulis baru mengajar pada saat yang berbahagia eh salah ngomong saat yang bersamaan maksud penulis. Penulis membuka kelas mengarang dasar yang dilakukan sekali sepekan. Dan ternyata, kelas mengarang ini tidak berlangsung lama. Namun demikian, output dari kelas mengarang ini menghasilkan siswa yang melek literasi bahkan sekolah pada tahun 2016 hingga 2019 berapa kali mengutus delegasi untuk mengikuti lomba cerpen remaja antar siswa SLB se gugus1 dan ada beberapa yang lolos ke tingkat provinsi alhamdulillah.
Namun, kelas mengarang tersebut, hanya berusia 6 bulan dan ketika penulis menyelenggarakan kelas mengarang 24 desember mengenang 10 tahun Jono menulis ternyata itu adalah edisi terakhir, dan penulis memutuskan bahwa untuk pembelajaran mengarang, public speaking, dan lain-lain jika ada yang ingin penulis akan membimbing secara 4 mata atau face to face, yang penting buat janji. Kelas yang penulis kelola, penulis putuskan untuk menutup lantaran antusiasme untuk berkumpul sudah berkurang.
Hal itu, mungkin lantaran penyakit jenuh sudah melanda mereka, penulis tentu sangatlah maklum lantaran ini adalah penyakit yang sering terjadi dan melanda rekan-rekan kita di beberapa kantung-kantung tunanetra yang pernah penulis singgahi. Walau demikian, penulis sebagai manusia tentu lebih leluasa untuk menyalurkan hak untuk jasmani yaitu istirahat siang. Dan sore harinya, penulis lebih banyak berdiskusi dengan siswa, dalam diskusi, penulis mendiskusikan banyak hal, terlebih siswa penulis ada yang melanjutkan studi di salah satu universitas yang sudah ramah disabilitas.
Selain itu, penulis juga sudah mulai aktif membantu siswa tersebut untuk mengupayakan bahan bacaan yang aksesible bagi salah satu siswa penulis yang menjadi mahasiswa integrasi, sehingga ia mampu mengikuti perkuliahan dengan nyaman dan syukurnya saat tulisan ini dirilis yang bersangkutan telah berhasil meraih gelar sarjana.
Pada tahun 2016, penulis lebih sering diminta untuk aktif di Masjid komplekx sekolah tempat penulis mengajar dan bermukim, pada tahun tersebut penulis lebih aktif menjadi pengisi acara. Namun setahun kemudian, penulis berpikir untuk memberdayakan siswa yang penulis latih. Walau diawal penulis melakukan terobosan tersebut pihak yayasan rasanya kurang puas. Namun, dengan kesabaran dan juga dengan izin Allah mereka juga membuat penulis bangga dan mensyukuri itu sebagai anugerah ilahi.
Akhirnya, tahun 2018 sebagai manusia yang tak luput dari salah dan khilaf penulis membuat kesalahan yang membuat peran penulis harus dikurangi lewat keputusan pihak yayasan dan penulis ridha dan ikhlas untuk itu. Bahkan, penulis sangat mensyukuri itu lantaran yang namanya kesalahan harus dipertanggung jawabkan selain itu peran penulis sudah mulai berkurang sedikit demi sedikit. Namun, penulis,  tetap mendampingi siswa penulis untuk menjadi manusia yang trampil dan mengembangkan potensi yang mereka miliki sebagai anugerah ilahi yang mereka peroleh. Ketika penulis perannya dikurangi, penulis merasa lebih leluasa untuk beristirahat di siang hari, lebih leluasa menghadiri undangan teman, dan lebih leluasa lagi untuk melakukan banyak hal yang sudah lama tak penulis lakukan dan ada kerinduan untuk melakukan hal tersebut.
Itulah sisilain dari penulis, selain sebagai seorang guru penulis juga adalah seorang manusia biasa yang punya sisi lain mulai dari sisi terang hingga sisi gelap tapi tidak gelap-gelap amat seperti mereka mereka yang di sana. Lantaran penulis selalu dilindungi oleh tuhan yang maha kuasa. Walaupun, penulis punya celah untuk,  itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalankaki di pagi hari

Menjemput jodoh di tanah muna

Membangun paradigma nklusi