Ketika semua telah bulat dan mantap

Oleh:Sujono said


Pada bulan Desember 2021, ketika isyarat dari Allah lewat sebuah kondisi yang penulis rasakan di tempat penulis mengajar, kala itu, juga ditengah kesibukan plus kesedihan yang teramat sangat dalam, lantaran papa kami baru saja terkena struk pada 20 nofember 2021 silam. Sedangkan penulis harus menyampaikan pilihan ini kepada keluarga inti penulis. Akhirnya, setelah melewati perjalanan panjang, bahkan papa pun akhirnya tahu keinginan penulis untuk pindah ke kota kendari kala itu dan semua keluarga inti yaitu adik yang tinggal di Selayar, adik yang di kendari, hingga papa menyetujui keinginan penulis untuk pindah kala itu.
Sepulang penulis dari Selayar ke Makassar kala itu, tepatnya pada tanggal 6 februari 2022, sembari penulis kembali melaksanakan tugas, penulis pun mencari nomor kontak pengurus Yayasan SLB Kusuma bangsa yang telah direkomendasikan oleh tim sukses ketika penulis berkomunikasi pada Juli 2021 silam.
Setelah penulis bertemu kontak beliau, penulis tetap menunggu waktu yang tepat untuk melakukan komunikasi dengan pihak yayasan SLB Kusuma bangsa. Sembari penulis kembali mengkonfirmasi ucapan seluruh keluarga inti penulis.
Ternyata, seluruh keluarga inti penulis merestui penulis untuk pindah. Akhirnya, penulispun semakin yakin untuk memutuskan pindah jika jalannya terbuka lebar. Setelah penulis yakin dengan keputusannya, penulis tetap menunggu keteguhan hati penulis untuk melakukan kontak dengan pihak lembaga sebagaimana dimaksud diatas.
Saat isyarat lewat kondisi ini muncul, penulis menyampaikan keinginan penulis ini pada rekan kerja yang boleh dikata sudah senior lantaran ia juga adalah seorang guru SLB dengan latar belakang pendidikan luarbiasa dengan spesialis tunanetra. Awalnya, beliau mencoba mempersuasi penulis untuk tetap bertahan, namun setelah juga melakukan pengamatan akan kondisi yang penulis alami, dengan izin Allah yang bersangkutan pun al-hamdulillah juga sangat mendukung. Sehingga, lewat dukungan keluarga, rekan sejawat, serta sebagian rekan sealmamater turut mendukung penulis untuk hijrah, hal inilah yang membuat tekat penulis bulat dan mantap.
Di tengah-tengah kesiapan penulis untuk itu, tetiba penulis mendapat kabar bahwa papa penulis mendapat serangan ke2 yang membuat beliau harus dirawat di ICU Rumah sakit KH Hayyung Kab Kep Selayar. Mendapat kabar tersebut, penulis akhirnya kembali ke Selayarr mendampingi beliau walaupun penulis tetap mengambil izin untuk mengajar secara daring di rumah sakit hingga beliau kembali ke rumah di kota Benteng.
Padahal, kala itu bulan puasa semakin dekat, menyadari hal tersebut, penulis kembali meminta pertimbangan pada keluarga inti dan rekan sejawat apa tetap menjalankan tugas di Makassar secara tatap muka selama Ramadan atau tunggu idul fitri saja, dan akhirnya setelah memperoleh masukan penulis memutuskan mengajar secara daring selama Ramadan, dan memutuskan kembali mengajar secara tatap muka pasca hari raya idulfitri 2022.
Setelah penulis banyak memohon bermunajat, dan melakukan kontemplasi selama Ramadan, penulis akhirnya mantap mengontak pihak Yayasan Kusuma bangsa pada 25 april 2022 yang bertepatan dengan 23 ramadan. Setelah mendengarkan paparan, dan profil lembaga yang dituju, kepada pihak yayasan Kusumabangsa penulis menyampaikan kebulatan tekad penulis untuk pindah dan pihak yayasan memberikan lampu hijau kepada penulis untuk menyiapkan segala sesuatunya.
Setelah mendengar penuturan dari pihak yayasan Kusumabangsa tentang profil lembaga, penulis merasa lebih siap untuk itu dan memutuskan untuk melaksanakan niat untuk hijrah dan menyampaikan apa yang penulis bicarakan dengan pihak lembaga kepada keluarga inti penulis dalam hal ini kedua adik dan papa yang sedang terbaring sakit. Setelah hari raya idul fitri, penulis kembali ke Makassar untuk mengajar secara tatap muka serta mempersiapkan ujian kenaikan kelas termasuk kesiapan diri untuk hijrah di awal tahun ajaran baru dengan pengalaman baru, dan hal baru lainnya. Perlu penulis,  sampaikan, bahwa keputusan dan keinginan serta penulis memutuskan hijrah bukan karena dipicu oleh sebuah kondisi. Lantaran keinginan ini, berawal dari kerinduan penulis akan suasana desa, belum lagi pengalaman berbeda, dan hal-hal lain yang diharapkan memperkaya khasanah kehidupan dan kelmuan serta cara pandang penulis. Walau keinginan tersebut telah muncul sejak lama, tapi sebuah keputusan perlu penulis ambil dengan cermat mulai dari menghitung plus dan minusnya serta bagaimana kesiapan penulis secara mental dan kompotensi apa hal tersebut akan menunjang atau,  tidak?.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalankaki di pagi hari

Menjemput jodoh di tanah muna

Membangun paradigma nklusi