Serbaserbi hijrah

Oleh:Sujono said

Secara letterlet, dan itu terjadi pada zaman Rasulullah Muhammad Sallallahu alaihi wasallam hijrah adalah berpindah dari kota Mekkah ke Madina bukan manado ya apalagi Madonna enggak lucu so jangan ngakak ya.
Sedangkan dalam arti luas, hijrah adalah berubah secara prilaku dari yang buruk menjadi baik atau lebih memperbaiki diri agar menjadi pribadi yang baik. Tapi, rasul juga mengatakan bahwa ketika kita telah berikhtiar, dan ternyata kehidupan yang kita temukan belum seperti yang diharapkan, maka hijrahlah. Artinya, merantaulah, tujuannya apa? Kamu nanya? Ialah!. Tujuannya, agar kehidupan kita bisa lebih baik dari sebelumnya.
Bagaimana kaitannya dengan hijrah yang penulis lakukan? Kamu nanya? Kamu, bertanya-tanya?. Ia! Emang salah gitu? Yo wes, bakal tak jelasin di sini nggeh!. Jadi, dulu waktu penulis baru mengajar di SLB Yukartuni Makassar belum kepikiran untuk hijrah tugas katakanlah begitu nggeh!. Tapi, kepala sekolah tempat penulis mengajar sempat bilang bahwa kepala sekolah SLB negeri 1 Selayar tanah tempat penulis lahir dan besar akan mendirikan SLB di bawah naungan yayasan. Dan kala itu, rekan-rekan guru SLB memang lagi giat-giatnya membangun SLB di tanah yang mereka beli dengan susah payah. Termasuk, di dekat rumah penulis dulu di bilangan Mangga3 permai diapit oleh 2(Dua) SLB. Yaitu, SLB Reskiani, dan SLB Taruna bunga bangsa.
Penulis sudah mulai tergiur untuk hijrah pada akhir tahun 2015, ketika penulis tahu kalau dekat rumah penulis ada SLB yang amat dekat hanya walking on the air alias jalan kaki aja gitu udah nyampe. Tapi, keinginan itu kandas seketika. Apa yang membuatnya kandas? Ya! Yang membuatnya kandas adalah ketidak siapan penulis lantaran paradigma penulis yang masih sangat dungu kata om rocky gerung. Lantaran di SLB tersebut lebih banyak siswa grahita, daksa, rungu, dan pendidikan layanan khusus. Itulah yang membuat penulis tidak siap, lantaran penulis takut tidak produktif mengajar ketika pindah tugas. Lantaran belum tahu cara menangani anak dengan hambatan intelektual, sedangkan anak dengan hambatan gerak penulis bisa hadapi. Cuman, penulis berpendapat harus disuport dengan bantuan teknologi, atau mengeluarkan uang lebih banyak untuk membuat Hand book alias bahan ajar dalam bentuk print out untuk siswa.
Ketika keinginan tersebut kandas, akhirnya penulis kembali ke kehidupan normal mengajar seperti biasa dan menjalankan agenda lain sebagai seorang guru dan seorang manusia seutuhnya. Walau demikian, keinginan penulis untuk hijrah takpupus begitu saja. Justeru, penulis berkeinginan untuk hijrah ke SLB yayasan yang ada di daerah, terutama SLB yang syarat akan suasana pedesaan.
Hal yang mendorong penulis untuk hijrah kembali ke desa adalah respon masyarakat sekitar sekolah yang baik serta respon orang tua siswa juga yang cukup baik. Selain itu, suasana desa yang masih asri dan kental dengan adat budayalah yang membuat penulis merasa amat rindu akan hal itu.
Akhirnya, pada September 2017 penulis bertemu dengan delegasi dari SLBN1 selayar dalam acara workshop berketunaan di Grend Imawan hotel. Dari merekalah penulis tahu bahwa kepala sekolah SLBN1 selayar mendirikan SLB namanya SLB An-nisa. Akhirnya, Juli 2018 bertepatan dengan libur idul-fitri dan libur ajaran baru, penulis bersama ayah berkunjung ke rumah kepala sekolah SLBN1 selayar yang tak lain adalah pengurus yayasan SLB An-nisa, yang secara kebetulan dengan keluarga penulis masih ada hubungan family. Dalam pertemuan tersebut, beliau sangat menyambut baik keinginan dari hati sanubari terdalam penulis. Namun, masalahnya adalah transportasi yang minim hingga dikhawatirkan penulis kepayahan dan tidak maksimal menjalankan tugas sebagai seorang guru. Hingga akhirnya, keinginan untuk pulang ke kampung kelahiran kembali harus pupus. Dengan begitu, penulis kembali ke kehidupan normal dan mengajar. Akhirnya, penulis tetap punya ambisi hijrah yaitu hijrah ke Kabupaten Muna Sulawesi tenggara. Namun, ternyata Allah dan alam smesta tidak,  mendukung dan menunjukkan jalan lain untuk berhijrah.
Namun, akhir2020, ada sebuah pertanda dari tuhan lewat sebuah kondisi yang ternyata membuat penulis harus memilih untuk hijrah. Dan dorongan tersebut amatlah kencang. Namun, seberkas harapan itu baru menemukan jalannya pada Juli 2021, yang namanya usaha tentu menemukan hasil. So, penulis selalu bilang bahwa manusia hanya berusaha Allah yang membukakan jalannya lewat seorang kawan baik.
Setelah menimbang-nimbang lantaran semua informasi telah penulis rasa cukup, maka penulis melakukan musyawarah secara pelan-pelan dengan keluarga inti di,  rumah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalankaki di pagi hari

Menjemput jodoh di tanah muna

Membangun paradigma nklusi