Kejutan bagi keluarga dan kolega

Oleh:Sujono said

Kepindahan penulis, banyak menuai kejutan. Baik dari kalangan keluarga inti, kolega, dan rekan-rekan tunanetra. Termasuk, guru-guru yang pernah mengajar penulis. Keterkejutan mereka, mereka luapkan dengan berbagai cara dan juga menimbulkan Tanya hingga spekulasi. Tapi, bagi penulis semua itu tidak penting. Yang terpenting bagi penulis adalah sebuah kesyukuran yang luarbiasa terhadap tuntunan rabbul izzati Allah subhanahu wata’ala yang telah menuntun penulis untuk kehidupan yang lebih baik.
Bagi keluarga, keterkejutan mereka, termasuk salah satu paman penulis ketika penulis berkunjung 2 hari jelang resepsi pernikahan putra beliau. Beliau kaget bukan main sembari bergurau dalam bahasa selayar yang dalam bahasa Indonesianya siapani? Penulispun menyambutnya dengan tawa. “Saya om, jono” Ujar penulis merespon. Setelah itu, penulis dan beliau mengobrol sembari menyampaikan keinginan penulis selain menghadiri pesta perkawinan putra beliau, penulis juga mengurus berkas untuk pindah ke bumi anoa ini, disitu beliau terkejut pula.
Keesokan harinya, keluarga di Makassar juga menemui penulis di rumah paman, merekapun terkejut ketika penulis menyampaikan bahwa penulis akan mengikuti uji kelayakan dan kepatutan di hadapan pengurus yayasan Kusuma bangsa. Keesokan harinya, expresi keterkejutan inilah yang mengantarkan mereka untuk mengawal penulis mengikuti vit and proper test di SLB kusuma bangsa, walau mereka mengikuti secara terpisah, lantaran vit and propertest berlangsung secara tertutup.
Sedangkan keterkejutan rekan sejawat penulis, merasakan keterkejutan mereka setelah mereka masuk hari pertama sekolah dan sudah tak menemui penulis di sekolah. Mereka menelephon penulis siang hari setelah penulis juga pertama kali melaksanakan tugas di tempat tugas yang baru. Sebulan kemudian, rekan penulis yang juga merupakan rekan penulis dari NGO /LSM yang juga terkejut, dalam keterkejutannya, kawan ini langsung mengirim pertanyaan melalui personal chat lewat media perpesanan whatsapp. Kepindahan penulis juga mengejutkan guru-guru di SLB yang merupakan almamater penulis pun juga mengundang Tanya seperti ini “Apakah kepindahan pak Jono ini lantaran berselisi faham dengan guru lain atau bagai mana?”. Ujar beliau.
Terlebih, kepindahan penulis mereka tahu lewat akun media social penulis yang mengunggah kegiatan ketika penulis menghadiri rapat pembagian tugas pada tanggal 29 juni 2022 silam. Keterkejutan tersebut, memunculkan narasi-narasi negative dari mereka-mereka yang merasa diri tidak dihargai oleh penulis. Namun demikian, hal tersebut bagi penulis tidak penting. Yang lebih penting, penulis pindah dengan cara yang benar dan beretika. Walaupun, ada yang merasa tidak diberitahu sebelum mengurus pindah.
Sedangkan sebagian dari keluarga inti penulis, seperti Om dari papa maksudnya saudara kandung dari papa dan tante yang merupakan saudara kandung dari al-marhum mama juga telah diberitahu. Walaupun, bagi mereka itu hal yang amat tidak mungkin.
Keterkejutan dan spekulasi ini, telah banyak penulis bantah dan patahkan dalam tulisan-tulisan terdahulu. Terlebih, pada tulisan-tulisan yang berisi napak tilas jelang setahun penulis pindah. Walau demikian, yang namanya buah piker manusia tak boleh dihalangi, kita persilakan saja mereka berpikir apa tentang penulis, terlebih itu hak azazi.
Terkait mengurus kepindahan tanpa sepengetahuan atasan seperti ini prosedurnya, dan itu juga berlaku bagi ASN. Pertama, kita harus meminta rekomendasi dari daerah yang akan kita tuju, setelah rekomendasi dari beberapa tempat di daerah yang kita tuju telah didapatkan, baru kita mengajukan permohonan untuk dimutasi ke BKD. Pun juga, dengan perusahaan swasta. Ketika kita akan pindah ke perusahaan yang sama, kita ajukan dulu lamaran ke tempat yang baru. Nanti, setelah diterima baru kita resign dari perusahaan. So, apa yang penulis telah lakukan tidak ada yang salah. Akhirnya, penulis sangat bersyukur setelah berhasil menyelesaikan 2 smester mengajar di SLB,  yang ada di kota Kendari dengan betul-betul hijrah secara totalitas. Lantaran hijrah penulis, adalah murni untuk membuka mata, hati, dan piker penulis untuk belajar banyak hal, termasuk belajar akan jutaan praktik baik dari apa yang telah penulis baca dari pelbagai literature yang pernah penulis baca. Seperti buku-buku dari Asma nadia, dan buku-buku tentang pola asuh disiplin tanpa kekerasan terhadap anak, baik di rumah maupun di sekolah. Hal lain, ketika di sekolah sebelumnya, penulis hanya mengajar tunanetra saja, ketika penulis hijrah, penulis belajar banyak mengenai bagaimana memberikan bimbingan, penanganan, dan layanan bagi siswa lain hambatan atau ketunaan. Termasuk, bagaimana menyederhanakan materi ajar. Memang, terkait menyederhanakan materi ajar ini kelihatannya gampang tapi bagi penulis amat membutuhkan kreatifitas untuk,  itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalankaki di pagi hari

Menjemput jodoh di tanah muna

Membangun paradigma nklusi