Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2022

Mengisi hari-hari di Kendari

Gambar
Oleh:Sujono said Sejak resmi bertugas di SLB Kusumabangsa, praktis penulis telah memulai kehidupan baru di kota kendari. Hal itu, mulai berlangsung sejak tanggal 30 juni 2022 hingga tulisan ini disusun di tengah malam yang teduh, dingin dan sesunyi ini. Sejak penulis menetap di lingkungan baru, penulis tentu memiliki kebiasaan baru, namun kebiasaan lama tetap banyak yang berjalan. Yang manakah itu? Seperti, menggunakan sarung ketika bersantai, kemudian tetap menjadi tukang tidur, dan paling penting adalah tetap melakukan kegiatan membaca buku kesukaan, dan kegiatan menulis wow, lebih produktif lagi. Hanya saja, kalau di makassar bahkan di masa-masa lalu penulis, budaya tidur pagi pasca shalat subuh itu sudah mulai memudar, kecuali mungkin kalau ada kondisi yang mendukung habbit itu untuk kembali dilakukan. Tapi, itu tidak mungkin penulis lakukan, karena secara kondisi lokasi juga menunjang penulis untuk tidak melakukan itu lagi. Pertama, karena penulis tidak serumah deng

Mengikuti uji kelayakan di SLB kusumabangsa

Gambar
Oleh:Sujono said Hari itu, ahad tanggal 19-6-2022, penulis bertolak dari Pasar panjang menuju Lorong jambu dalam rangka mengikuti uji kepatutan dan kelayakan sebagai syarat untuk pindah ke sekolah yang baru. Dengan berbekal keyakinan, doa, dan dukungan keluarga yang mengantar penulis menuju SLB kusumabangsa, maka penulis siap hariitu untuk mengikuti uji kelayakan dan kepatutan sebagai calon guru tetap yayasan. Malam sebelum uji kepatutan dan kelayakan berlangsung, penulis telah memperoleh jadwal pasti akan agenda tersebut setelah penulis mengajukan berkas yang dititip lewat penjaga sekolah. Dan malam ahad, tepatnya jelang shalat isya, penulis mendapat telephon bahwa penulis diundang untuk bertemu pihak yayasan untuk mengikuti vit and proper test. Setelah itu, penulis menyampaikan hal tersebut kepada keluarga yang kebetulan sekali juga berada di kota kendari. Pagi-pagi, penulis mendapat banyak sekali telephone dari para supporter yang ingin mengantar penulis mengikuti vit

Bertugas di tempat yang baru

Gambar
Oleh:Sujono said Selasa tangal 28 Juni 2022, tepatnya pada pukul 18.30 penulis meninggalkan kota Makassar dengan menggunakan pesawat City ling menuju kota Kendari. Setiba di Kendari, penulis bermalam di Pasar panjang tepatnya rumah ipar penulis selama semalam. Penulis tiba jam 20 kurang sedikit, entah tekornya berapa he he he?. Setiba di bandara Halu uleo kendari, penulis didampingi oleh petugas dari maskapai bertemu dengan adik penulis di terminal kedatangan bandara Halu uleo. Setelah itu, dengan tumpangan mobil penulis diantar ke rumah mertuanya di Pasar panjang. Sesampai di rumah ipar, penulis mulai membuka notifikasi pesan whats app dan membaca pesan dari group sekolah SLB kusuma bangsa, yang isinya adalah mengundang seluruh guru untuk menghadiri rapat pembagian tugas yang dilaksanakan pada Rabu 29 Juni 2022 bertempat di ruang rapat SLB Kusuma bangsa. Keesokan harinya, tepatnya pada Rabu 29 Juni 2022, dengan menggunakan aplikasi Maksim motor, dengan senantiasa mengh

Sarjana di tengah nestapa

Gambar
Oleh:Sujono said “Pada hari ini, jumat tanggal 22 nofember 2013, telah dilaksanakan ujian skripsi bertempat di ruang seminar fakultas hukum Universitas Indonesia timur dihadapan 4(Empat) penguji. Adapun para penguji yang hadir adalah Sukardi S.H, M.H, dekan fakultas Hukum Universitas Indonesia timur, Kedua Doktor Syamsiar arief S.H,M.H, Doktor Muliati S.H,M.H, dan Makka Muharram S.H,M.H. Dan kepada mereka yang namanya terlampir dinyatakan lulus dengan nilai A, dan berhak menyandang gelar S.H tok…tok…tok.” Ujar Sukardi S.H,M.H dekan fakultas Hukum saat membacakan berita acara yudisium dan dilanjutkan oleh pengetukan palu setelah penulis bersama puluhan mahasiswa mempertahankan skripsinya masing-masing di hadapan penguji. Adapun judul skripsi yang penulis pertahankan kala itu adalah tinjauan yuridis terhadap penyalah gunaan wewenang oleh oknum polisi di kabupaten selayar sebagai syarat yang harus penulis lalui untuk meraih gelar S.H. Ketika penulis telah menyusun skripsi d

Tunanetra dalam perspektif diri dan orang lain

Gambar
Oleh:Sujono said Tulisan ini, adalah hasil permenungan penulis yang berlanjut diskusi dengan teman-teman aktifis difabel. Berdasar permenungan penulis, bahwa terkadang kita terlalu banyak menuntut keadilan pada orang lain. Wabil khusus, kita sebagai difabel umumnya, dan tunanetra khususnya. Dalam berinteraksi dengan orang lain misalkan, kita selalu merasa diabaikan ketika tidak di respon. Belum lagi, merasa di diskriditkan, hingga merasa harkat, martabat, dan harga dirinya dicabik dan diinjak-injak orang lain. Namun, kita sebenarnya tidak sadar bahwa diri kita juga punya andil besar untuk mereka memperlakui kita. Artinya begini, kita sendiri yang memberikan mereka kesempatan untuk melakukan apa saja kepada diri kita. Duh gusti! Apa lagi ini? Artinya, begini itu terjadi ketika kita memandang diri kita dengan cara yang menyebabkan mereka melakukan hal sama. So, berlakulah apa yang disebut dengan hukum kausalitas( sebab akibat). Kongkritnya! Jreng jreng jreng, adalah ketika

Posisi orang tuadan yangdituakan menyikapi pemuda, peluang dan tantangannya kini

Gambar
Oleh:Sujono said Orang tua dan yang dituakan memiliki peluang dan tantangannya kini. Pun juga, pemuda, dengan peluang dan tantangannya pula. Lalu! Apa peluang dan tantangannya bagi para orang tua?. Nah! Kita harus bicara peluang terlebih dahulu, orang tua dan yang dituakan memiliki peluang yaitu segudang pengalaman yang mereka punya ketika mereka pada posisi anak-anak muda di zaman mereka. Sedangkan anak muda, bilkhusus para milenials saat ini juga memiliki peluang yang banyak seperti enerjik, idealis, memiliki semangat yang tinggi untuk selalu mencoba setiap hal yang ditemuinya. Tetapi, baik anak muda maupun orang tua dan dituakan masing-masing punya tantangan. Apakah itu? Tantangan bagi orang tua dan dituakan adalah ketika mereka masih memelihara egonya. Sedangkan tantangan bagi anak muda sekaligus menjadi kelemahan adalah enerjik, idealis, dan gerasah gerusuh itu juga akan membuat mereka salah dalam bertindak dan melangkah. Baik anak muda maupun para orang tua dan di

refleksi 8tahun mengajar

Gambar
Oleh:Sujono said Ais! Antaraa mintara mange ngajara na! Ais, antar saya pergi mengajar besok na! ujar penulis kepada sang adik yang bertepatan pada tanggal 10 agustus 2014 silam. Sang adik pun kaget bukan main ketika tahu penulis akan di terima mengajar di SLB yukartuni di bilangan Tamangngapa Antang yang termasuk kecamatan Manggala Kota Makassar. Izinkan penulis melakukan semacam refleksi jauh ke belakang, semoga penulis kuat untuk mengenang semua ini. Jujur saja, penulis masuk fakultas hukum bukan murni keinginan penulis. Melainkan, itu adalah jurusan yang tersedia dan harus penulis pilih ketika penulis mendaftar pada kampus yang penulis ingin masuki. Dalam artian, begini ketika penulis ingin masuk ke kampus yang penulis cita-cita dengan harapan penulis menjadi tunanetra pertama berkuliah di kampus tersebut. Penulis sebenarnya ingin masuk Sospol, tapi adik penulis lebih condong merekomendasikan penulis masuk Fakultas Hukum (FH). Dan dukungan tersebut diperkuat oleh mam

menikmati hari-hari sebagai mantan pengurus lembaga

Gambar
Oleh:Sujono said Agustus 2014 tepat seminggu penulis meniti karier sebagai seorang guru di salah satu SLB di Makassar, penulis menerima SK pemberhentian dari jabatan penulis di kepengurusan Forum lingkar pena dibawah nahkoda kanda Bulqia Mas’ud, praktis penulis sempurna ber predikat mantan pengurus lembaga. Sebelumnya, pada juli 2011, penulis menyelesaikan masa jabatannya sebagai pengurus DPD pertuni Sulawesi selatan masa bakti 2006-2011. Setelah itu, penulis aktif sebagai kader di Forum lingkar pena, namun karena penulis dan beberapa kawan tunanetra dianggap punya pengalaman berorganisasi, maka penulis kembali menjadi pengurus forum lingkar pena kota makassar masa bakti 2012-2014. Setelah semua berakhir di 2014 bukan di januari ya guise seperti kata kaka glenn, maka penulis merasa sudah cukup dan memilih jalur perjuangan di luar organisasi. Lantaran penulis sibuk dengan kegiatan mengajar. Tapi, walau penulis sebenarnya sebagai seorang guru, penulis tetap boleh kok berorganisasi. Ke

Mengajar bukan sekadar provesi tapi sudah menjadi hobi

Gambar
Oleh:Sujono said “Ais, mentara lassiriki nnya’ring na! kalamangea ngajara ais! Besok cepat bangun na karena saya mau diantar pergi mengajar” Itulah kali pertama penulis berkiprah sebagai seorang guru pasca 1 bulan wisuda dan selesai dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia timur. Tepatnya, pada 11 agustus 20014. Genap 4 bulan penantian penulis pasca recovery dari duka nestapa sepeninggal wanita yang amat penulis cintai, lantaran ialah yang melahirkan, membesarkan hingga penulis menjadi seorang guru seperti sekarang ini. Izinkan penulis bercerita ketika pertama kali penulis mengajar, kala itu penulis hanya pulang balik dari Mangga3 menuju TPA tamangapa dengan jarak tempuh 30 menit setiap pagi dengan tumpangan motor adik tercinta. Kadang-kadang, penulis juga sering naik Angkutan umum atau dikenal dengan istilah pete-pete, oleh kita orang Makassar. Sedangkan honor mengajar, diambil dari dana yang dibayarkan oleh pemerintah lewat dana pendidikan gratis yang dibayarkan tiap

maraknya kajian tentang difabel dalam berbagai disiplin ilmu

Gambar
Oleh:Sujono said Sebuah kesyukuran bagi kami sebagai difabel, wabilkhusus difabel netra. Karena kami mulai mendapat tempat di hati khalayak. Namun, kami semua sadar bahwa semua ini adalah perjuangan dari para pendahulu kami di masalalu. Serta campur tangan tuhan, sehingga perjuangan mereka hari ini mulai memperoleh angin segar, memperoleh titik terang, dan berbuah manis. Walau masih amat jauh dari yang diharapkan. Salah satu indikasinya yang akan penulis kupas semampu penulis adalah maraknya kajian terhadap issu-issu difabel yang dibahas dalam berbagai bentuk, mulai dari skripsi, tesis, desertasi, paper, dan produk ilmiah lainnya. Dulu, jika kita melihat skripsi hingga desertasi yang membahas mengenai difabel, maka image yang muncul pastilah dari mahasiswa Pendidikan luarbiasa (PLB). Namun, seiring dengan tingginya awareness dari kalangan masyarakat hingga membuat mereka tertarik untuk mengkaji issu-issu ini sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing. Dari ju

lingkungan berperan membentuk kepribadian seseorang

Oleh:SujonoSaid Dalam ilmu sosiologi, bagi siswa SMU yang pernah belajar sosiologi di kelas 10, salah satu media sosialisasi adalah lingkungan keluarga. Ini, bukan hanya berlaku secara umum, melainkan juga berlaku dalam dunia kita. Ya! Kita, sebagai seorang tunanetra. Mengapa demikian?, karena kita sebagai seorang tunanetra tak ubahnya dengan mereka. Selama kita adalah manusia, hal itu juga berlaku bagi kita. OK! Jadi, ketika kita hidup dan dibentuk oleh keluarga yang kurang memahami jatidiri kita sebagai seorang tunanetra, maka kita akan berbaur dengan masyarakat dalam kondisi kalau bukan minder, kelewat percaya diri. Keluarga akan melakukan apa saja, bahkan harus mempermalukan diri sendiri dan citra kaum tunanetra. Sebagai contoh, seorang tunanetra yang sudah dalam kondisi low vision parah, tapi tetap dipaksa menulis awas. Karena, doktrin dari keluarga yang mengatakan bahwa yang bersangkutan bukan tunanetra, tapi orang yang hanya kurang penglihatan saja. Contoh lain, ketika seor

Bertemu tunanetra perempuan Selayar bahas apakah?

Gambar
Oleh:Sujono said 7 mei 2022, tepatnya siang hari setelah hujan reda, di sela-sela kunjungan penulis ke rumah seorang tunanetra selayar atas nama Muhammad bakri, seorang alumnus SLBN1 Selayar yang kini tercatat sebagai mahasiswa umi, penulis berkunjung ke rumah bu Hikmah, seorang tunanetra perempuan selayar yang kini tercatat sebagai guru SLBN1 Selayar berstatus ASN. Di rumah beliau, penulis disambut oleh bu Hikmah beserta pak Salim suami tercinta. Dibawah dampingan Bakri, penulis memulai obrolan dengan bu Hikmah dan suami dengan acara maaf-maafan karena momennya adalah momen pasca lebaran. Kemudian dilanjut dengan mempersilakan penulis mencicipi hidangan. Sesi pertemuan yang dikemas secara nonformal, santai  dan syarat akan kekeluargaan ini dimulai. Agenda bermula dari cerita pak Salim, sang suami tercinta bercerita betapa dahulu ketika mereka baru berumah tangga berada dalam posisi yang tak mudah, belum lagi ketika sosok isteri yang merupakan tunanetra yang selalu coba d

Membangun paradigma nklusi

Oleh:Sujono said Mengawali tulisan ini, izinkan penulis merefleksikan perjalanan karier diri ini di SLB Yayasan Usaha Karya Tunanetra Indonesia (YUKARTUNI) Makassar 4 tahun silam. Tepatnya, 11 agustus 2014. Sebulan setelah penulis menjalani prosesi wisuda sebagai seorang sarjana hukum. Nah! Ini adalah hal yang mau dibilang unik, ya unik. Mau dibilang keliru bin salah besar, ya, pun diri ini sangat menerima. Namun, itulah yang namanya pashen(hobby/kesenangan dan kepuasan batin). Sebagai pelengkap cerita ini, izinkan penulis tuk menceritakan kesalahan penulis di masalalu. Kira-kira,10 atau 13 tahun silam, penulis diberi advice oleh Bapak Muhammad subu b S.Pd, yang saat itu adalah kepala panti guna yapti. Beliau menyarankan, agar penulis melanjutkan study di jurusan keguruan, lantaran prospeknya ke depan sangat jelas. Wabil khusus ila kaum tunanetra. Namun, penulis lebih cenderung memaksakan kehendak, dan seolah-olah melawan takdir dan terkesan kurang menghargai saran oranglain. Hingga

Well come write

 Sebuah kerinduan bagi saya menulis di blog yang amat saya cintai. Lantaran orang-orang lebih banyak menulis di blog. Maka dari itu, saya ucapkan selamat membaca.